Indonesia, Negara Kaya Bagi Bangsa Asing


Dunia hari ini dihadapkan pada masalah ekonomi yang rumit. Eropa dan Amerika berada pada krisis ekonomi yang menggelisahkan. Bahkan Amerika hampir dipastikan tidak bisa melunasi hutang luar negerinya yang sudah mencapai angka US $ 14,3 triliyun. Semua negara dunia bersiaga untuk tidak terkena efek domino krisis dua kawasan itu. Mengapa ekonomi dunia begitu rumit dan secara periodik selalu terjadi krisis? “Ekonomi dunia saat ini didrive dengan menggunakan mazhab ekonomi jalan pendek,” kata Pemimpin Gerakan Beli Indonesia, Ir. H. Heppy Trenggono, Mkom, menjawab pertanyaan itu. Heppy mengungkapkan hal itu di forum Masyarakat Ekonomi Syari’ah, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu siang.

Menurut Heppy, ekonomi mazhab Jalan Pendek ini memang sedang menjadi trend dan sangat digandrungi oleh anak-anak muda. Karena dalam mazhab ini orang mendapatkan uang tidak perlu dengan bersusah payah. “Cukup dengan membeli sebuah lahan kosong lalu dibor kemudian dibuat data kandungan batu baranya, dan dijual dengan harga 100 kali lipat,” kata Heppy. Dalam mazhab ini, lanjut Heppy, harga barang dan jasa tidak ditentukan oleh supply and demand tetapi oleh capital movement atau pergerakan modal. Maka tidak heran jika harga sebuah komiditi harganya melangit bukan karena permintaannya yang tinggi tetapi karena pergerakan uang di pasar modal. Transaski dalam ekonomi mazhab Jalan pendek ini tidak perlu ada barang dan jasa tetapi menggunakan “magic word” yang disebut dengan ”compound interest” atau “spread interest” atau bunga berbunga. Ekonomi Jalan Pendek ini yang bisa membuat orang tiba-tiba menjadi orang terkaya nomor satu, yang sebelumnya dia mengaku lebih miskin dari pengemis. Contohnya, goreng menggoreng batu bara, menyimpan uang di SBI, kasus Busang dan lain-lain. Dalam skala kecil ekonomi Jalan Pendek ini seperti, jual beli emas, cash back, gadai dan lain-lain.

Sedangkan ekonomi mazhab Jalan Panjang, jelas Heppy adalah ekonomi yang dijalankan dengan proses membangun dengan kata kunci, “building, managing, selling, operating”. Ada proses panjang yang dilalui bahkan dalam waktu yan g lama. Orang harus melakukan riset, memproduksi, menjual, membangun tim, dan lain-lain. Dalam mazhab ini transaksi ekonomi digerakkan oleh supply and demand barang dan jasa. “Maka dalam sebuah transaksi akan berdampak pada jumlah barang dan jasa yang terjual, orang yang bekerja, angka yang bertumbuh, dan kehidupan yang berubah,” jelas Heppy . Ekonomi Jalan Panjang , kata Heppy, adalah kegiatan ekonomi sektor riil yang menyentuh langsung pada kehidupan manusia.

Hari ini, menurut Heppy kejatuhan ekonomi dunia karena mazhab jalan pendek yang dianut oleh para pebisnis dunia dan negara-negara maju. “Terjadi keterputusan antara sektor moneter dengan sektor riil. Moneter bergerak begitu kencang tetapi sektor riil bertumbuh dengan sangat lamban,” kata Heppy. Untuk sebuah negara, ekonomi jalan pendek ini sangat tidak dibutuhkan. Sebab jika dia besar maka hanya besar untuk diri sendiri dan tidak berdampak apa-apa terhadap kehidupan dan negara. Dan jika bermasalah maka dia akan menyeret sektor riil ikut ke dalam masalahnya. BLBI atau bantuan likuidasi bank Indonesia adalah salah satu contoh dalam kasus ini. “Ekonomi Jalan Pendek ini dapat berkembang karena mereka menggunakan tiga hal , gambling, uncertainty dan interest,” kata Heppy.

Heppy mengungkapkan bahwa dalam pertemuan negara-negara G7 di Paris beberapa waktu lalu, Presiden Francis, Nicholas Sarkozy sudah menyinggung bahwa masalah ekonomi dunia saat ini karena ada ketidakpastian (uncertainty) dalam transaksi ekonomi. Bahkan, Bill Gate meminta agar pemimpin dunia mencari sebuah system ekonomi yang tahan terhadap turbulence. Sebab hari ini sistem kapitalis yang berlaku di Amerika sangat rentan terhadap krisis dan setiap 30 tahun dipastikan terjadi goncangan.

“Jika penyebab kejatuhan ekonomi itu karena adanya unsur gambling dan encertainty sudah banyak difahami oleh para pemimpin dunia. Tetapi interest atau bunga belum banyak yang memahaminya,” ungkap Heppy. Padahal, menurut Heppy, ketiga hal itu yakni Gambling, Uncertainty dan Interest sudah dibicarakan Islam sejak 15 abad lampau. Dalam bahasa Alqur’an ketiga hal itu disebut Maisir, Gharar dan Riba. Heppy meyakini, pelan tapi pasti orang akan memahami bahwa riba itu adalah factor yang menyebabkan ekonomi hancur. Masalahnya mengapa pemimpin kita tidak berani mengungkapkannya di depan forum ekonomi dunia. “Takut ditertawakan orang lain,” kata Heppy singkat. Karena selain tidak faham juga tidak popular membicarakan menghilangkan riba di tengah sistem ekonomi dunia hari ini. Kini, setelah ekonomi sosialis runtuh dan kapitalisme diambang kehancuran orang akan beralih pada sistem ekonomi yang diajarkan Islam. Termasuk pada penggunaan mata uang, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin ekonomi dunia karena kandungan emas di dalam perut buminya. Sebab, ke depan orang akan beralih kepada emas daripada menyimpan uang kertas. “Mungkin saja ke depan Indonesia akan mencetak Rupiah emas yang berlaku dimana-mana,” Heppy memprediksi.

Di bagian akhir, Heppy yang juga Presiden IIBF ini mengingatkan bahwa Yuan China akan segera menyerupai dollar dan akan merepotkan Indonesia ke depan. Salah satu faktornya adalah kuatnya produk domestik negara tirai bambu itu yang hari ini sudah merambah ke seluruh dunia. Indonesia semakin terancam karena lemahnya produk domestiknya. Dan pasar Indonesia hari ini sudah dikuasai oleh produk-produk asing secara tidak terkendali. “Gerakan Beli Indonesia adalah jawaban atas situasi ini. Selain membangun karkater juga membangkitkan semangat pembelaan terhadap produk negeri sendiri. Sebab gerakan ini ada untuk membangun kejayaan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Heppy mengakhiri.

Sumber : http://iibf-indonesia.com/
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2009 Template by Mag-Net