Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI

Fatwa tentang Asuransi Syariah

Fatwa tentang Obligasi Syariah

Fatwa tentang Murabahah

Fatwa tentang Ekspor / Impor

Fatwa tentang Mudharabah

Fatwa tentang Pasar Modal Syariah

Fatwa tentang Sertifikat Bank Indonesia

Fatwa tentang Gadai

Fatwa tentang Surat Berharga Negara

Fatwa tentang Produk Simpanan

Fatwa tentang Multi Level Marketing

Fatwa tentang Card

Fatwa tentang Musyarakah

Fatwa tentang Pasar Uang

Fatwa tentang Jual Beli

Fatwa tentang Ijarah

Fatwa tentang Hawalah

Fatwa tentang Hasil Usaha dalam LKS

Fatwa tentang Pembiayaan

Fatwa tentang Hutang dan Piutang

Fatwa tentang Penjaminan

Fatwa Lain-Lain

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI selengkapnya dapat download DI SINI

Selengkapnya 0 komentar

Secangkir Kopi Pak Kiai…

oleh: Muhaimin Iqbal


SEROMBONGAN cendekiawan dan ulama muda datang mengunjungi Kiai Sepuh di sebuah pesantren kecil di desa. Meskipun dari pesantren kecil dan di desa pula, Kiai Sepuh ini kerap sekali menerima tamu dari berbagai kalangan untuk berbagai urusan. Kiai Sepuh ini terkenal dengan kemampuannya menyelesaikan berbagai persoalan yang rumit dengan caranya yang khas – sederhana dan agak mbanyol (ngelawak). Seperti biasa Pak Kiai akan mendengarkan dahulu masalah para tamunya, baru kemudian memberikan solusinya.


Maka satu demi satu rombongan cendekiawan dan ulama muda tersebut mengutarakan problemnya masing masing. Ada yang mengeluhkan problem dakwahnya yang mengalami hambatan di sana-sini karena kekurangan dana, ada yang mengeluhkan problem keluarganya, ada yang mengeluhkan hedonism masyarakat yang berpikiran serba materi, ada yang mengeluhkan kondisi umat yang semakin jauh dari tuntunan agamanya dlsb.

Setelah semua tamunya berkesempatan menyampaikan uneg-uneg mereka, Pak Kiai minta ijin tamunya untuk mengambilkan kopi di belakang – saking sederhananya Pak Kiai ini sampai tidak memiliki pembantu. Tidak lama kemudian Pak Kiai datang dengan membawa teko panas berisi kopi, didampingi istrinya yang membawakan sejumlah cangkir.

Karena kesederhaannya pula di antara cangkir-cangkir tersebut tidak ada yang sama bentuk, model maupun ukurannya. Menyadari akan adanya rasa penasaran para tamunya, Pak Kiai-pun menjelaskan : “Anu, itu cangkir-cangkir yang ditinggalkan para santri yang sudah lulus dan keluar dari pesantren ini…”. Kemudian dia menyilahkan tamunya : “Silahkan ambil sendiri kopinya…”. 
Setengah berebut, para tamunya memilih cangkir-cangkir yang paling baik untuk mengambil kopinya. Jumlah cangkir memang cukup dan semuanya mendapatkan cangkirnya, tetapi tentu saja yang duluan yang mendapatkan cangkir yang paling bagus.

Sambil memperhatikan tamunya menikmati kopi dari beraneka ragam cangkir, Pak Kiai –pun siap memberikan satu solusi untuk seluruh keluhan dan masalah yang disampaikan oleh tamu-tamu tersebut.
“Dari apa yang saya dengarkan tadi, dan dari cangkir-cangkir kopi yang kalian pegang – masalah kalian sebenarnya sederhana”. Dia melanjutkan : “Selama ini terasa rumit, karena kalian fokus pada cangkirnya bukan pada kopinya”. “Yang kalian butuhkan kopi karena yang meredakan dahaga adalah kopi – sedangkan cangkir hanyalah alat untuk bisa minum kopi”. “Bila kalian terlalu fokus pada alat, kalian tidak akan sampai pada tujuan….”
“Sekarang fokuslah pada kopi kalian, maka cangkir yang berwarna-warni beraneka bentuk tidak akan mengganggu kenikmatan kopi kalian…!”
Lalu Pak Kiai membacakan surat Ad Dzariyat – ayat 56 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Lalu beliau menutup nasihat pada para tamunya : “Selama kalian tidak kehilangan fokus pada tujuan hidup kalian yaitu menyembah kepadaNya, selama kalian hanya mengajak masyarakat kalian untuk menyembah kepadaNya, insyaallah kalian tidak akan terganggu oleh aneka persoalan, kepentingan, golongan, pemikiran, partai dan sejenisnya.”

Para tetamu hanya manggut-manggut sambil menginstrospeksi diri, mereka mengurai permasalahan mereka masing-masing di dalam hati. Dalam hati pula sebagian mereka berkata: “Jadi selama ini kita berebutan cangkir, sampai melupakan kopinya sendiri.”

Kita ini sesungguhnya seperti para tetamu Pak Kiai tersebut, kita terlalu fokus pada cangkir sehingga malah tidak bisa menikmati kopinya. Pekerjaan kita, usaha kita, komunitas kita dan bahkan juga keluarga kita sesungguhnya hanya cangkir berbagai bentuk tadi. Kopinya adalah tugas kita untuk hanya beribadat kepada Nya.

Boleh saja membagus-baguskan cangkir tetapi tetap harus dalam rangka untuk dipakai menikmati kopi. Semangat membaguskan cangkir tidak boleh melalaikan kita sampai lupa tidak mengisinya dengan kopi. Cangkir-cangkir tersebut juga bukan pajangan, yang dinikmati keindahannya tetapi tidak digunakan untuk fungsi yang seharusnya – yaitu minum kopi.

Sekarang waktunya untuk belajar menikmati rasa ‘kopi’ itu, keindahan cangkir bisa menambah kenikmatannya – tetapi jangan melalaikannya. InsyaAllah.*


Sumber :  Hidayatullah
Selengkapnya 0 komentar

BMT tak Takut Bersaing dengan Bank Syariah

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) tidak takut bersaing dengan bank syariah dalam memberikan pinjaman di sektor mikro. Pasalnya bank syariah memiliki level yang berbeda dengan BMT dalam memberikan pinjaman.
 
"Level mikronya berbeda," tutur Ketua Asosiasi BMT Indonesia (Absindo), Aries Muftie, kepada Republika, usai menjadi pembicara dalam Dialog Mendorong Pengembangan Ekonomi Syariah sebagau Keunggulan Daya Saing Ekonomi Indonesia dalam Peradaban Global, Kamis (28/6).

Bank tidak mau memberi pinjaman kepada nasabah yang penghasilannya hanya 10 dolar per hari. Sedangkan BMT masih mau memberi pinjaman kepada anggota yang penghasilannya dua dolar per hari. Selain itu hitungan mikro yang ada di bank adalah pembiayaan dengan nilai Rp 50-100 juta. Sedangkan BMT masih berani memberikan pinjaman dengan nilai Rp 100.000.

Untuk membuka sebuah cabang, sebuah bank memerlukan dana lebih dari Rp 1 miliar, lanjut Aries. Jumlah ini belum termasuk gaji dan operasional pegawai. Cabang ini secara berkala dievaluasi dan harus mencapai target tertentu. Bagi bank hal ini tidak mudah bila membuka di lokasi yang tidak strategis. Di sinilah keunggulan BMT yang tidak dimiliki oleh bank.

Simpulan ini menunjukkan BMT tidak perlu takut dengan gempuran bank syariah yang kini banyak masuk ke sektor mikro. BMT justru mengajak bank bekerja sama dalam menggarap sektor mikro agar pengembangan ekonomi suatu wilayah dapat dilakukan secara bersinergi.
Bank tidak perlu membuka gerai-gerai mikro. "Sebagai gantinya cukup BMT," ujar Aries.

Di Indonesia saat ini jumlah BMT sudah lebih dari 5.500. Kebanyakan tersebar di wilayah urban dan perdesaan. Namun Aries mengakui belum semua desa memiliki BMT. Padahal keberadaan BMT sangatlah penting bagi pengembangan usaha-usaha kecil yang ada di satu desa.


Sumber : republika
Selengkapnya 1 komentar

Indonesia, Negara Kaya Bagi Bangsa Asing


Dunia hari ini dihadapkan pada masalah ekonomi yang rumit. Eropa dan Amerika berada pada krisis ekonomi yang menggelisahkan. Bahkan Amerika hampir dipastikan tidak bisa melunasi hutang luar negerinya yang sudah mencapai angka US $ 14,3 triliyun. Semua negara dunia bersiaga untuk tidak terkena efek domino krisis dua kawasan itu. Mengapa ekonomi dunia begitu rumit dan secara periodik selalu terjadi krisis? “Ekonomi dunia saat ini didrive dengan menggunakan mazhab ekonomi jalan pendek,” kata Pemimpin Gerakan Beli Indonesia, Ir. H. Heppy Trenggono, Mkom, menjawab pertanyaan itu. Heppy mengungkapkan hal itu di forum Masyarakat Ekonomi Syari’ah, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu siang.

Menurut Heppy, ekonomi mazhab Jalan Pendek ini memang sedang menjadi trend dan sangat digandrungi oleh anak-anak muda. Karena dalam mazhab ini orang mendapatkan uang tidak perlu dengan bersusah payah. “Cukup dengan membeli sebuah lahan kosong lalu dibor kemudian dibuat data kandungan batu baranya, dan dijual dengan harga 100 kali lipat,” kata Heppy. Dalam mazhab ini, lanjut Heppy, harga barang dan jasa tidak ditentukan oleh supply and demand tetapi oleh capital movement atau pergerakan modal. Maka tidak heran jika harga sebuah komiditi harganya melangit bukan karena permintaannya yang tinggi tetapi karena pergerakan uang di pasar modal. Transaski dalam ekonomi mazhab Jalan pendek ini tidak perlu ada barang dan jasa tetapi menggunakan “magic word” yang disebut dengan ”compound interest” atau “spread interest” atau bunga berbunga. Ekonomi Jalan Pendek ini yang bisa membuat orang tiba-tiba menjadi orang terkaya nomor satu, yang sebelumnya dia mengaku lebih miskin dari pengemis. Contohnya, goreng menggoreng batu bara, menyimpan uang di SBI, kasus Busang dan lain-lain. Dalam skala kecil ekonomi Jalan Pendek ini seperti, jual beli emas, cash back, gadai dan lain-lain.

Sedangkan ekonomi mazhab Jalan Panjang, jelas Heppy adalah ekonomi yang dijalankan dengan proses membangun dengan kata kunci, “building, managing, selling, operating”. Ada proses panjang yang dilalui bahkan dalam waktu yan g lama. Orang harus melakukan riset, memproduksi, menjual, membangun tim, dan lain-lain. Dalam mazhab ini transaksi ekonomi digerakkan oleh supply and demand barang dan jasa. “Maka dalam sebuah transaksi akan berdampak pada jumlah barang dan jasa yang terjual, orang yang bekerja, angka yang bertumbuh, dan kehidupan yang berubah,” jelas Heppy . Ekonomi Jalan Panjang , kata Heppy, adalah kegiatan ekonomi sektor riil yang menyentuh langsung pada kehidupan manusia.

Hari ini, menurut Heppy kejatuhan ekonomi dunia karena mazhab jalan pendek yang dianut oleh para pebisnis dunia dan negara-negara maju. “Terjadi keterputusan antara sektor moneter dengan sektor riil. Moneter bergerak begitu kencang tetapi sektor riil bertumbuh dengan sangat lamban,” kata Heppy. Untuk sebuah negara, ekonomi jalan pendek ini sangat tidak dibutuhkan. Sebab jika dia besar maka hanya besar untuk diri sendiri dan tidak berdampak apa-apa terhadap kehidupan dan negara. Dan jika bermasalah maka dia akan menyeret sektor riil ikut ke dalam masalahnya. BLBI atau bantuan likuidasi bank Indonesia adalah salah satu contoh dalam kasus ini. “Ekonomi Jalan Pendek ini dapat berkembang karena mereka menggunakan tiga hal , gambling, uncertainty dan interest,” kata Heppy.

Heppy mengungkapkan bahwa dalam pertemuan negara-negara G7 di Paris beberapa waktu lalu, Presiden Francis, Nicholas Sarkozy sudah menyinggung bahwa masalah ekonomi dunia saat ini karena ada ketidakpastian (uncertainty) dalam transaksi ekonomi. Bahkan, Bill Gate meminta agar pemimpin dunia mencari sebuah system ekonomi yang tahan terhadap turbulence. Sebab hari ini sistem kapitalis yang berlaku di Amerika sangat rentan terhadap krisis dan setiap 30 tahun dipastikan terjadi goncangan.

“Jika penyebab kejatuhan ekonomi itu karena adanya unsur gambling dan encertainty sudah banyak difahami oleh para pemimpin dunia. Tetapi interest atau bunga belum banyak yang memahaminya,” ungkap Heppy. Padahal, menurut Heppy, ketiga hal itu yakni Gambling, Uncertainty dan Interest sudah dibicarakan Islam sejak 15 abad lampau. Dalam bahasa Alqur’an ketiga hal itu disebut Maisir, Gharar dan Riba. Heppy meyakini, pelan tapi pasti orang akan memahami bahwa riba itu adalah factor yang menyebabkan ekonomi hancur. Masalahnya mengapa pemimpin kita tidak berani mengungkapkannya di depan forum ekonomi dunia. “Takut ditertawakan orang lain,” kata Heppy singkat. Karena selain tidak faham juga tidak popular membicarakan menghilangkan riba di tengah sistem ekonomi dunia hari ini. Kini, setelah ekonomi sosialis runtuh dan kapitalisme diambang kehancuran orang akan beralih pada sistem ekonomi yang diajarkan Islam. Termasuk pada penggunaan mata uang, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin ekonomi dunia karena kandungan emas di dalam perut buminya. Sebab, ke depan orang akan beralih kepada emas daripada menyimpan uang kertas. “Mungkin saja ke depan Indonesia akan mencetak Rupiah emas yang berlaku dimana-mana,” Heppy memprediksi.

Di bagian akhir, Heppy yang juga Presiden IIBF ini mengingatkan bahwa Yuan China akan segera menyerupai dollar dan akan merepotkan Indonesia ke depan. Salah satu faktornya adalah kuatnya produk domestik negara tirai bambu itu yang hari ini sudah merambah ke seluruh dunia. Indonesia semakin terancam karena lemahnya produk domestiknya. Dan pasar Indonesia hari ini sudah dikuasai oleh produk-produk asing secara tidak terkendali. “Gerakan Beli Indonesia adalah jawaban atas situasi ini. Selain membangun karkater juga membangkitkan semangat pembelaan terhadap produk negeri sendiri. Sebab gerakan ini ada untuk membangun kejayaan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Heppy mengakhiri.

Sumber : http://iibf-indonesia.com/
Selengkapnya 0 komentar

Copyright © 2009 Template by Mag-Net